ANALISIS PENERAPAN MODEL DAN STRATEGI PENGOPERASIAN PURSE SEINE DALAM MENINGKATKAN JENIS DAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
APPLYING ANALYSIS OF MODEL AND OPERATING STRATEGY PURSE SEINE TO INCREASE TYPE AND RESULT SURFACE FISH CAPTURE IN BARRU REGENCY SOUTH SULAWESI
Patang
Jurusan Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
ABSTRAK
Purse seine is one of equipment catchs which many applied by fisherman in Barru Regency. This research aim to know knows arrest model of fish survace by using purse seine, strategy applied in operation of purse seine, number of and fish types surface catched and factor area having an effect on to operation of purse seine in Barru Regency. Research has been executed during 5 month, that is buan May until October 2004 in Soppeng Riaja Subdistrict Barru Regency. Population from this research consisted of fisherman owner of effort for arrest by means of catchs purse seine and fisherman labour. In retrieval of data at responder owner of business (ship) done in census, while fisherman labour responder is done in sampling (sample) fairish of 10-20% from population total (Soeratno and Arsyad, 1993). Data analysis applied is : descriptive analysis, and analysis SWOT (Rangkuti, 2003). Result of research shows arrest model of fish applied the fishermens consisted of usage rumpon, without rumpon, operation of noon or nighttime, or usage of rumpon and lamp. Comparison of type and fish haul surface at various depths is showing number of and fish hauls surface many at type to float with average of fisherman haul 6.440 kgs (45,32%), proposes battery fish 3.890 kgs (27,37%), Javanese song fish 2.070 kgs (14,57%), small fish 1.250 kgs ( 8,80%) and low cumi 560 kgs ( 3,94%) per trip. Strategy applied in expansion of purse seine in Barru Regency for example exploiting of resources nature and man in an optimal fashion, exploits arrest top season, increases lamplight capacities, price stability, development TPI, improvement of construction to fisherman and avoids usage of equipment catchs inhospitable of area. In operation of purse seine its the prominent is nocturnal, the fishermens only rely on rumpon and lamplight. The fishermens doesn't apply equipment to catch which can destroy area like, anaesthetic, bomb and various other equipment of which can destroy sea area.
Key word: model, strategy, purse seine, fish surface
Spesifikasi perikanan rakyat dewasa ini semakin mendapat perhatian baik dari pihak pemeintah maupun swasta. Hal ini dapat direalisasikan dengan semakin meningkatnya pengembangan motorisasi armada penangkapan purse seine yang relatif singkat dan pasti perkembangannya akan lebih meningkat di masa mendatang (Tau, 1999).
Perairan laut dan pesisir Sulawesi Selatan memiliki potensi pesisir dan pulau kecil dengan garis pantai mencapai ± 2500 km, jumlah desa pesisir 567 serta pulau kecil sebanyak 232 pulau yang tersebar di sepuluh kabupaten, dimana 142 pula berpenghuni dengan jumlah penduduk ± 188.949 jiwa dan 90 pulau yang tidak berpenduduk (Anonim, 2004).
Kabupaten Barru dengan luas sekitar 1.174,72 km2 memiliki potensi perikanan laut yang cukup besar dan perlu untuk dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan masyarakat bahkan untuk meningkatkan devisa Negara melalui ekspor hasil perikanan.
Salah satu usaha penangkapan ikan yang sedang berkembang adalah usaha perikanan purse seine dengan segala penyempurnaannya banyak digunakan terutama oleh pengusaha perikanan laut yang memiliki modal yang cukup besar.
Alat tangkap purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang banyak digunakan dan dioperasikan oleh nelayan di Kabupaten Barru. Penggunaan alat tangkap ini karena disamping dapat memberikan hasil yang cukup tinggi, juga pengoperasiannya tergolong mudah dibanding alat tangkap lain, namun tetap memerlukan keterampilan dan pengalaman tersendiri guna melakukan penangkapan ikan secara maksimal.
Purse seine adalah salah satu alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan permukaan (Asniwati, 1999). Selanjutnya, Anonim (1992) menyatakan purse seine adalah alat tangkap yang terbuat dari beberapa helai jarring yang dijahit menjadi satu, tetapi bagian atas diapungkan dipermukaan air dengan bantuan sejumlah pelampung dan bagian bawah diberi pemberat serta terdapat sebuah tali yang dipasang melalui lubang-lubang ini telah terikat dengan tetap pada tepi jarring bagian bawah. Prinsip penangkapan ikan dengan purse seine adalah melingkari suatu gerombolan ikan dengan jarring. Setelah jaring pada bagian bawah dikerutkan, dengan demikian ikan-ikan akan berkumpul dibagian bawah kantong (Sadhori, 1985).
Operasi penangkapan ikan degan purse seine di Kabupaten Barru umumnya menggunakan rumpon dan memanfaatkan cahaya lampu. Menurut Brant (1984) dalam Tiku (1999), salah satu taktik untuk menarik perhatian ikan untuk berkumpul adalah dengan menggunakan penglihatan ikan, karena bagi ikan cahaya juga merupakan idikasi adanya makanan. Selanjutnya, Gunarso (1985) menyatakan penangkapan dengan bantuan cahaya lampu sama saja dengan bantuan rumpon, yaitu hanya sebagai alat Bantu agar gerombolan ikan berkumpul pada suatu titik tertentu yang diinginkan.
Sifat biologis ikan pelagis salah satu diantara banyak factor yang memegang peranan yang sangat penting dalam usaha penangkapan. Secara umum ikan pelagis memiliki sifat bergerak aktif dalam melakukan ruaya. Dengan kata lain, spesiesnya sulit sulit dijumpai pada tempat yang sama dalam kurung waktu yang relative sama atau berdekatan (Jaya, 1999).
Lokasi penangkapan purse seine tidak bersifat stasioner. Hal ini disebabkan ikan-ikan pelagis sering beruaya baik jarak jauh maupun ruaya singkat (Sumarlin, 1999). Oleh karena itu, penentuan daerah penangkapan ikan dengan purse seine merupakan hal yang sangat penting karena akan berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan (Yusuf, 1984).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model penangkapan ikan pelagis dengan menggunakan purse seine, strategi yang digunakan dalam pengoperasian purse seine, jumlah dan jenis ikan pelagis yang ditangkap serta factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pengoperasian purse seine di Kabupaten Barru
Populasi dari penelitian ini terdiri atas nelayan pemilik usaha penangkapan dengan alat tangkap pur seine dan buruh nelayan. Dalam pengambilan data pada responden pemilik usaha (kapal) dilakukan secara sensus, sedangkan responden buruh nelayan dilakukan secara sampling (sampel) yang berukuran 10-20% dari total populasi (Soeratno dan Arsyad, 1993).
Analisis data yang digunakan adalah: analisis deskriptif, dan analisis SWOT (Rangkuti, 2003). Untuk menguji model penangkapan ikan pelagis, jumlah dan jensi ikan pelagis serta factor lingkungan yang berpengaruh dalam pengoperasian purse seine dianalisis dengan analisis deskriptif.
Model Penggunaan Purse Seine
Model penangkapan ikan yang digunakan para nelayan terdiri atas penggunaan rumpon, tanpa rumpon, pengoperasian siang atau malam hari, atau penggunaan rumpon serta lampu. Khusus untuk pengoperasian malam selalu menggunakan lampu agar ikan dapat berkumpul, lalu dilakukan penangkapan ikan.
Model penangkapan ikan yang digunakan nelayan responden adalah dengan penangkapan pada malam hari, menggunakan rumpon dan lampu. Pemakaian rumpon didasarkan pada pengalaman bahwa jika menggunakan rumpon lebih banyak ikan yang tertangkap karena rumpon merupakan tempat berlindungnya ikan.
Pemasangan rumpon oleh nelayan dilakukan pada kedalaman tertentu, yaitu mulai pada kedalaman 300, 500 sampai 1000 meter. Dengan demikian, penentuan lokasi penangkapan ditentukan dimana ikan tersebut banyak berkumpul, dan hal ini telah dilakukan secara terus menerus oleh nelayan responden.
Perbandingan Jenis dan Hasil Tangkapan
Perbandingan jenis dan hasil tangkapan ikan pelagis pada berbagai kedalaman menunjukkan jumlah dan hasil tangkapan ikan pelagis terbanyak pada jenis layang dengan rata-rata hasil tangkapan nelayan 6.440 kg (45,32%), menyusul ikan banjar 3.890 kg (27,37%), ikan tembang 2.070 kg (14,57%), teri 1.250 kg (8,80%) serta terendah cumi 560 kg (3,94%) per trip.
Tingginya hasil tangkapan ikan layang diduga karena pada musim puncak penangkapan ikan, maka jenis layang yang banyak terdapat di perairan sekitar Kabupaten Barru. Lokasi penangkapan ikan umumnya adalah perairan Barru, Pare-pare dan Pangkep. Musim penangkapan yang paling banyak dilakukan penangkapan ikan adalah Musim Timur, yaitu sekitar April sampai Nopember setiap tahun.
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis situasional yang menyangkut kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (treath) seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis SWOT
Analisis Lingkungan
Kegiatan penangkapan ikan harus memperhatikan kondisi lingkungan, terutama menyangkut pasang surut, cuaca, angin, arus serta ombak. Pengamatan secara seksama berakibat pada hasil tangkapan yang diperoleh. Pada kondisi tertentu, misalnya pada musim Barat sangat sulit melakukan penangkapan ikan karena cuaca dan ombak yang besar sehingga akan berakibat pada kondisi penangkapan. Tetapi pada daerah sekitar pantai biasanya ikan banyak berkumpul, sehingga pada musim tersebut biasanya nelayan melakukan penangkapan pada kedalaman sekitar 300-400 m.
Pada penangkapan ikan yang bertujuan melakukan penangkapan ikan cakalang atau tuna, biasanya dilakukan pada pagi hari dimana pada saat tersebut ikan-ikan mulai naik ke permukaan. Berbeda halnya dengan kegiatan penangkapan dengan tujuan ikan pelagis jenis layang, tembang, banjar, cumi atau teri, bisanya dilakukan pada malam hari dengan memanfaatkan rumpon dan cahaya lampu untuk menarik perhatian ikan berkumpul, lalu dilakukan penangkapan ikan.
Dalam pengoperasian purse seine uatamanya pada malam hari, para nelayan hanya mengandalkan rumpon dan cahaya lampu. Para nelayan tidak menggunakan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan seperti, obat bius, bom dan berbagai alat lainnya yang dapat merusak lingkungan laut.
Model penangkapan ikan yang digunakan para nelayan terdiri atas penggunaan rumpon, tanpa rumpon, pengoperasian siang atau malam hari, atau penggunaan rumpon serta lampu. Khusus untuk pengoperasian malam selalu menggunakan lampu agar ikan dapat berkumpul, lalu dilakukan penangkapan ikan.
Perbandingan jenis dan hasil tangkapan ikan pelagis pada berbagai kedalaman menunjukkan jumlah dan hasil tangkapan ikan pelagis terbanyak pada jenis layang dengan rata-rata hasil tangkapan nelayan 6.440 kg (45,32%), menyusul ikan banjar 3.890 kg (27,37%), ikan tembang 2.070 kg (14,57%), teri 1.250 kg (8,80%) serta terendah cumi 560 kg (3,94%) per trip.
Strategi yang digunakan dalam pengembangan purse seine di Kabupaten Barru antara lain pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia secara optimal, memanfaatkan musim puncak penangkapan, meningkatkan kapasitas cahaya lampu, kestabilan harga, pembangunan TPI, peningkatan pembinaan terhadap nelayan serta menghindari pemakaian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Dalam pengoperasian purse seine uatamanya pada malam hari, para nelayan hanya mengandalkan rumpon dan cahaya lampu. Para nelayan tidak menggunakan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan seperti, obat bius, bom dan berbagai alat lainnya yang dapat merusak lingkungan laut.
DARTAR PUSTAKA
Anonim. 1992. Mini Purse Seine. Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Perikanan Jakarta. Jakarta
---------. 2004. Laporan Tahunan Dinas Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.
Asniwati. 1999. Komposisi, Jumlah, Jenis dan Ukuran Hasil Tangkapan Purse Seine di Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Karya Tulis. Jurusan Penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep
Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya Dengan Alat Tangkap, Metode dan teknik Penangkapan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Jaya, R. 1999. Studi Tentang Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Terhadap Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine di Kecamatan Muncar, Jawa Timur. Karya Tulis. Jurusan penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep.
Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Preorientasi, Konsep, Perencanaan, Strategi Untuk Menghadapi Abad 21. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sadhori. 1985. Teknik Penangkapan Ikan. Angkasa, Bandung
Soeratno dan L. Arsyad. 1993. Metodologi Penelitian. Untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Sumarlin. 1999. Studi Tentang Operasi Penangkapan Purse Seine Terhadap Jumlah dan Jenis Hasil Tangkapan Berdasarkan Daerah Penangkapan yang Berbeda. Karya Tulis. Jurusan Penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep
Tiku, B. 1999. Studi Tentang Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine di Perairan Pantai Utara Pulau Jawa di Buncar Kabupaten Tuban. Karya Tulis. Jurusan Penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep
Tau, N. R. 1999. Studi Tentang Hubungan Tingkah Laku Ikan Dengan Teknik Penangkapan Purse Seine di Perairan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Karya Tulis. Jurusan Penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep
Yusuf. 1984. Daerah Penangkapan (Fishing Ground). Diktat Kuliah Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal. Tegal
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Pusat Pengembangan Politeknik dan Pendidikan Program Diploma (P5D) Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional atas pendanaan dalam penelitian ini melalui kontrak No. 017/B/SPP/P4/2003 Tanggal 5 Mei 2003.
Unduh Jurnal
APPLYING ANALYSIS OF MODEL AND OPERATING STRATEGY PURSE SEINE TO INCREASE TYPE AND RESULT SURFACE FISH CAPTURE IN BARRU REGENCY SOUTH SULAWESI
Patang
Jurusan Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
ABSTRAK
Purse seine adalah salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di Kabupaten Barru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model penangkapan ikan pelagis dengan menggunakan purse seine, strategi yang digunakan dalam pengoperasian purse seine, jumlah dan jenis ikan pelagis yang ditangkap serta faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pengoperasian purse seine di Kabupaten Barru. Penelitian telah dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu buan Mei sampai Oktober 2004 di Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru. Populasi dari penelitian ini terdiri atas nelayan pemilik usaha penangkapan dengan alat tangkap purse seine dan buruh nelayan. Dalam pengambilan data pada responden pemilik usaha (kapal) dilakukan secara sensus, sedangkan responden buruh nelayan dilakukan secara sampling (sampel) yang berukuran 10-20% dari total populasi (Soeratno dan Arsyad, 1993). Analisis data yang digunakan adalah: analisis deskriptif, dan analisis SWOT (Rangkuti, 2003). Hasil penelitian menunjukkan model penangkapan ikan yang digunakan para nelayan terdiri atas penggunaan rumpon, tanpa rumpon, pengoperasian siang atau malam hari, atau penggunaan rumpon serta lampu. Perbandingan jenis dan hasil tangkapan ikan pelagis pada berbagai kedalaman menunjukkan jumlah dan hasil tangkapan ikan pelagis terbanyak pada jenis layang dengan rata-rata hasil tangkapan nelayan 6.440 kg (45,32%), menyusul ikan banjar 3.890 kg (27,37%), ikan tembang 2.070 kg (14,57%), teri 1.250 kg (8,80%) serta terendah cumi 560 kg (3,94%) per trip. Strategi yang digunakan dalam pengembangan purse seine di Kabupaten Barru antara lain pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia secara optimal, memanfaatkan musim puncak penangkapan, meningkatkan kapasitas cahaya lampu, kestabilan harga, pembangunan TPI, peningkatan pembinaan terhadap nelayan serta menghindari pemakaian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Dalam pengoperasian purse seine utamanya pada malam hari, para nelayan hanya mengandalkan rumpon dan cahaya lampu. Para nelayan tidak menggunakan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan seperti, obat bius, bom dan berbagai alat lainnya yang dapat merusak lingkungan laut.
Kata kunci: Model, strategi, purse seine, ikan pelagis
Kata kunci: Model, strategi, purse seine, ikan pelagis
ABSTRACT
Purse seine is one of equipment catchs which many applied by fisherman in Barru Regency. This research aim to know knows arrest model of fish survace by using purse seine, strategy applied in operation of purse seine, number of and fish types surface catched and factor area having an effect on to operation of purse seine in Barru Regency. Research has been executed during 5 month, that is buan May until October 2004 in Soppeng Riaja Subdistrict Barru Regency. Population from this research consisted of fisherman owner of effort for arrest by means of catchs purse seine and fisherman labour. In retrieval of data at responder owner of business (ship) done in census, while fisherman labour responder is done in sampling (sample) fairish of 10-20% from population total (Soeratno and Arsyad, 1993). Data analysis applied is : descriptive analysis, and analysis SWOT (Rangkuti, 2003). Result of research shows arrest model of fish applied the fishermens consisted of usage rumpon, without rumpon, operation of noon or nighttime, or usage of rumpon and lamp. Comparison of type and fish haul surface at various depths is showing number of and fish hauls surface many at type to float with average of fisherman haul 6.440 kgs (45,32%), proposes battery fish 3.890 kgs (27,37%), Javanese song fish 2.070 kgs (14,57%), small fish 1.250 kgs ( 8,80%) and low cumi 560 kgs ( 3,94%) per trip. Strategy applied in expansion of purse seine in Barru Regency for example exploiting of resources nature and man in an optimal fashion, exploits arrest top season, increases lamplight capacities, price stability, development TPI, improvement of construction to fisherman and avoids usage of equipment catchs inhospitable of area. In operation of purse seine its the prominent is nocturnal, the fishermens only rely on rumpon and lamplight. The fishermens doesn't apply equipment to catch which can destroy area like, anaesthetic, bomb and various other equipment of which can destroy sea area.
Key word: model, strategy, purse seine, fish surface
PENDAHULUAN
Spesifikasi perikanan rakyat dewasa ini semakin mendapat perhatian baik dari pihak pemeintah maupun swasta. Hal ini dapat direalisasikan dengan semakin meningkatnya pengembangan motorisasi armada penangkapan purse seine yang relatif singkat dan pasti perkembangannya akan lebih meningkat di masa mendatang (Tau, 1999).
Perairan laut dan pesisir Sulawesi Selatan memiliki potensi pesisir dan pulau kecil dengan garis pantai mencapai ± 2500 km, jumlah desa pesisir 567 serta pulau kecil sebanyak 232 pulau yang tersebar di sepuluh kabupaten, dimana 142 pula berpenghuni dengan jumlah penduduk ± 188.949 jiwa dan 90 pulau yang tidak berpenduduk (Anonim, 2004).
Kabupaten Barru dengan luas sekitar 1.174,72 km2 memiliki potensi perikanan laut yang cukup besar dan perlu untuk dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan masyarakat bahkan untuk meningkatkan devisa Negara melalui ekspor hasil perikanan.
Salah satu usaha penangkapan ikan yang sedang berkembang adalah usaha perikanan purse seine dengan segala penyempurnaannya banyak digunakan terutama oleh pengusaha perikanan laut yang memiliki modal yang cukup besar.
Alat tangkap purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang banyak digunakan dan dioperasikan oleh nelayan di Kabupaten Barru. Penggunaan alat tangkap ini karena disamping dapat memberikan hasil yang cukup tinggi, juga pengoperasiannya tergolong mudah dibanding alat tangkap lain, namun tetap memerlukan keterampilan dan pengalaman tersendiri guna melakukan penangkapan ikan secara maksimal.
Purse seine adalah salah satu alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan permukaan (Asniwati, 1999). Selanjutnya, Anonim (1992) menyatakan purse seine adalah alat tangkap yang terbuat dari beberapa helai jarring yang dijahit menjadi satu, tetapi bagian atas diapungkan dipermukaan air dengan bantuan sejumlah pelampung dan bagian bawah diberi pemberat serta terdapat sebuah tali yang dipasang melalui lubang-lubang ini telah terikat dengan tetap pada tepi jarring bagian bawah. Prinsip penangkapan ikan dengan purse seine adalah melingkari suatu gerombolan ikan dengan jarring. Setelah jaring pada bagian bawah dikerutkan, dengan demikian ikan-ikan akan berkumpul dibagian bawah kantong (Sadhori, 1985).
Operasi penangkapan ikan degan purse seine di Kabupaten Barru umumnya menggunakan rumpon dan memanfaatkan cahaya lampu. Menurut Brant (1984) dalam Tiku (1999), salah satu taktik untuk menarik perhatian ikan untuk berkumpul adalah dengan menggunakan penglihatan ikan, karena bagi ikan cahaya juga merupakan idikasi adanya makanan. Selanjutnya, Gunarso (1985) menyatakan penangkapan dengan bantuan cahaya lampu sama saja dengan bantuan rumpon, yaitu hanya sebagai alat Bantu agar gerombolan ikan berkumpul pada suatu titik tertentu yang diinginkan.
Sifat biologis ikan pelagis salah satu diantara banyak factor yang memegang peranan yang sangat penting dalam usaha penangkapan. Secara umum ikan pelagis memiliki sifat bergerak aktif dalam melakukan ruaya. Dengan kata lain, spesiesnya sulit sulit dijumpai pada tempat yang sama dalam kurung waktu yang relative sama atau berdekatan (Jaya, 1999).
Lokasi penangkapan purse seine tidak bersifat stasioner. Hal ini disebabkan ikan-ikan pelagis sering beruaya baik jarak jauh maupun ruaya singkat (Sumarlin, 1999). Oleh karena itu, penentuan daerah penangkapan ikan dengan purse seine merupakan hal yang sangat penting karena akan berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan (Yusuf, 1984).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model penangkapan ikan pelagis dengan menggunakan purse seine, strategi yang digunakan dalam pengoperasian purse seine, jumlah dan jenis ikan pelagis yang ditangkap serta factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pengoperasian purse seine di Kabupaten Barru
METODE PENELITIAN
Penelitian telah dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu buan Mei sampai Oktober 2003 di Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara purposif sampling dengan pertimbangkan bahwa kecamatan ini merupakan daerah dimana sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan, baik sebagai pemilik usaha maupun sebagai buruh nelayan dengan alat tangkap purse seine. Populasi dari penelitian ini terdiri atas nelayan pemilik usaha penangkapan dengan alat tangkap pur seine dan buruh nelayan. Dalam pengambilan data pada responden pemilik usaha (kapal) dilakukan secara sensus, sedangkan responden buruh nelayan dilakukan secara sampling (sampel) yang berukuran 10-20% dari total populasi (Soeratno dan Arsyad, 1993).
Analisis data yang digunakan adalah: analisis deskriptif, dan analisis SWOT (Rangkuti, 2003). Untuk menguji model penangkapan ikan pelagis, jumlah dan jensi ikan pelagis serta factor lingkungan yang berpengaruh dalam pengoperasian purse seine dianalisis dengan analisis deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Model Penggunaan Purse Seine
Model penangkapan ikan yang digunakan para nelayan terdiri atas penggunaan rumpon, tanpa rumpon, pengoperasian siang atau malam hari, atau penggunaan rumpon serta lampu. Khusus untuk pengoperasian malam selalu menggunakan lampu agar ikan dapat berkumpul, lalu dilakukan penangkapan ikan.
Model penangkapan ikan yang digunakan nelayan responden adalah dengan penangkapan pada malam hari, menggunakan rumpon dan lampu. Pemakaian rumpon didasarkan pada pengalaman bahwa jika menggunakan rumpon lebih banyak ikan yang tertangkap karena rumpon merupakan tempat berlindungnya ikan.
Pemasangan rumpon oleh nelayan dilakukan pada kedalaman tertentu, yaitu mulai pada kedalaman 300, 500 sampai 1000 meter. Dengan demikian, penentuan lokasi penangkapan ditentukan dimana ikan tersebut banyak berkumpul, dan hal ini telah dilakukan secara terus menerus oleh nelayan responden.
Perbandingan Jenis dan Hasil Tangkapan
Perbandingan jenis dan hasil tangkapan ikan pelagis pada berbagai kedalaman menunjukkan jumlah dan hasil tangkapan ikan pelagis terbanyak pada jenis layang dengan rata-rata hasil tangkapan nelayan 6.440 kg (45,32%), menyusul ikan banjar 3.890 kg (27,37%), ikan tembang 2.070 kg (14,57%), teri 1.250 kg (8,80%) serta terendah cumi 560 kg (3,94%) per trip.
Tingginya hasil tangkapan ikan layang diduga karena pada musim puncak penangkapan ikan, maka jenis layang yang banyak terdapat di perairan sekitar Kabupaten Barru. Lokasi penangkapan ikan umumnya adalah perairan Barru, Pare-pare dan Pangkep. Musim penangkapan yang paling banyak dilakukan penangkapan ikan adalah Musim Timur, yaitu sekitar April sampai Nopember setiap tahun.
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis situasional yang menyangkut kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (treath) seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis SWOT
A n a l i s i s S W O T |
E K S T E R N A L | ||
Peluang:
|
Ancaman:
|
||
I N T E R N A L |
Kekuatan:
|
Strategi SO:
|
Strategi ST:
|
Kelemahan:
|
Strategi WO:
|
Strategi WT:
|
Analisis Lingkungan
Kegiatan penangkapan ikan harus memperhatikan kondisi lingkungan, terutama menyangkut pasang surut, cuaca, angin, arus serta ombak. Pengamatan secara seksama berakibat pada hasil tangkapan yang diperoleh. Pada kondisi tertentu, misalnya pada musim Barat sangat sulit melakukan penangkapan ikan karena cuaca dan ombak yang besar sehingga akan berakibat pada kondisi penangkapan. Tetapi pada daerah sekitar pantai biasanya ikan banyak berkumpul, sehingga pada musim tersebut biasanya nelayan melakukan penangkapan pada kedalaman sekitar 300-400 m.
Pada penangkapan ikan yang bertujuan melakukan penangkapan ikan cakalang atau tuna, biasanya dilakukan pada pagi hari dimana pada saat tersebut ikan-ikan mulai naik ke permukaan. Berbeda halnya dengan kegiatan penangkapan dengan tujuan ikan pelagis jenis layang, tembang, banjar, cumi atau teri, bisanya dilakukan pada malam hari dengan memanfaatkan rumpon dan cahaya lampu untuk menarik perhatian ikan berkumpul, lalu dilakukan penangkapan ikan.
Dalam pengoperasian purse seine uatamanya pada malam hari, para nelayan hanya mengandalkan rumpon dan cahaya lampu. Para nelayan tidak menggunakan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan seperti, obat bius, bom dan berbagai alat lainnya yang dapat merusak lingkungan laut.
KESIMPULAN
Model penangkapan ikan yang digunakan para nelayan terdiri atas penggunaan rumpon, tanpa rumpon, pengoperasian siang atau malam hari, atau penggunaan rumpon serta lampu. Khusus untuk pengoperasian malam selalu menggunakan lampu agar ikan dapat berkumpul, lalu dilakukan penangkapan ikan.
Perbandingan jenis dan hasil tangkapan ikan pelagis pada berbagai kedalaman menunjukkan jumlah dan hasil tangkapan ikan pelagis terbanyak pada jenis layang dengan rata-rata hasil tangkapan nelayan 6.440 kg (45,32%), menyusul ikan banjar 3.890 kg (27,37%), ikan tembang 2.070 kg (14,57%), teri 1.250 kg (8,80%) serta terendah cumi 560 kg (3,94%) per trip.
Strategi yang digunakan dalam pengembangan purse seine di Kabupaten Barru antara lain pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia secara optimal, memanfaatkan musim puncak penangkapan, meningkatkan kapasitas cahaya lampu, kestabilan harga, pembangunan TPI, peningkatan pembinaan terhadap nelayan serta menghindari pemakaian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Dalam pengoperasian purse seine uatamanya pada malam hari, para nelayan hanya mengandalkan rumpon dan cahaya lampu. Para nelayan tidak menggunakan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan seperti, obat bius, bom dan berbagai alat lainnya yang dapat merusak lingkungan laut.
DARTAR PUSTAKA
---------. 2004. Laporan Tahunan Dinas Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.
Asniwati. 1999. Komposisi, Jumlah, Jenis dan Ukuran Hasil Tangkapan Purse Seine di Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Karya Tulis. Jurusan Penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep
Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya Dengan Alat Tangkap, Metode dan teknik Penangkapan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Jaya, R. 1999. Studi Tentang Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Terhadap Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine di Kecamatan Muncar, Jawa Timur. Karya Tulis. Jurusan penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep.
Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Preorientasi, Konsep, Perencanaan, Strategi Untuk Menghadapi Abad 21. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sadhori. 1985. Teknik Penangkapan Ikan. Angkasa, Bandung
Soeratno dan L. Arsyad. 1993. Metodologi Penelitian. Untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Sumarlin. 1999. Studi Tentang Operasi Penangkapan Purse Seine Terhadap Jumlah dan Jenis Hasil Tangkapan Berdasarkan Daerah Penangkapan yang Berbeda. Karya Tulis. Jurusan Penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep
Tiku, B. 1999. Studi Tentang Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine di Perairan Pantai Utara Pulau Jawa di Buncar Kabupaten Tuban. Karya Tulis. Jurusan Penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep
Tau, N. R. 1999. Studi Tentang Hubungan Tingkah Laku Ikan Dengan Teknik Penangkapan Purse Seine di Perairan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Karya Tulis. Jurusan Penangkapan Ikan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pangkep
Yusuf. 1984. Daerah Penangkapan (Fishing Ground). Diktat Kuliah Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal. Tegal
UCAPAN TERIMA KASIH
Unduh Jurnal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar